Friday 12 April 2013

Penyakit Lupus – Dapatkah Menyerang Setiap Orang?


Penyakit Lupus – Dapatkah Menyerang Setiap Orang?

Penyakit Lupus – Dapatkah Menyerang Setiap Orang?
Dapatkah penyakit Lupus menyerang setiap individu tanpa kecuali? Jawabannya adalah bisa! Akan tetapi dari hasil riset yang dilakukan oleh para ahli, penderita Lupus kebanyakan adalah wanita dengan perbandingan 8 hingga 9 dari 10 pasien Lupus semuanya adalah wanita. Dari data tersebut, diperkirakan faktor hormonal wanita meningkatkan kondisi pemicu munculnya penyakit lupus terutama pada siklus setelah haid maupun pada saat hamil. Akan tetapi, hingga saat ini belum diketahui 100% secara pasti mengapa lebih banyak kaum wanita yang terserang penyakit lupus dibandingkan pria.

penyakit lupus dapatkan menyerang setiap orang 

Penyakit Lupus lebih banyak menyerang bangsa Asia dan Afrika dibandingkan bangsa kulit putih. Dari hasil statistik yang dikumpulkan dari banyak kasus penderita penyakit Lupus, umumnya wanita yang berwarna kulit (hitam dan kuning), 3x lebih banyak terserang penyakit Lupus dibandingkan wanita kulit putih (bule). Sedangkan wanita yang terserang penyakit lupus dari negara latin / benua amerika banyak yang terjangkit penyakit lupus yang lebih parah dibandingkan wanita kulit putih. Pada umumnya pasien Lupus dari wanita berkulit hitam didapati menderita penyakit stroke atau jantung.

Menurut Dr. Rahmad Gunadi dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran dan RS Hasan Sadikin, munculnya penyakit Lupus ada kemungkinan terjadi karena pekanya serta keterkaitan dengan hormon esterogen serta banyak sekali yang menyerang wanita yang berusia muda antara usia 20 hingga 40 tahun.
Meskipun penyakit Lupus terdengar sedikit ‘diskriminasi’ karena menyerang wanita –juga warna kulit-, penyakit Lupus juga ada menyerang Pria. Hanya saja kasusnya lebih sedikit.

Penyakit Lupus – Dapatkah Menyerang Setiap Orang?

Dengan demikian,  dapat disimpulkan dari penderita Lupus menyerang tipe-tipe penderita sbb:
  1. 90 % penderita adalah wanita.
  2. Penyakit Lupus menyerang wanita berusia 20 – 40 tahun (atau masa produktif)
  3. Penderita Lupus pada umumnya adalah wanita berkulit hitam, sawo, hispanik (latin) dan kuning. Lebih sedikit menyerang wanita kulit putih.
Dari hasil penelitian yang dikumpulkan, beberapa penderita Lupus terpicu pada saat sedang mengalami kondisi sebagai berikut:
  1. Usia remaja atau masa pubertas
  2. Wanita yang sedang berada pada masa menopause
  3. Sedang mengalami faktor kejiwaan / traumatis
  4. Ketergantungan terhadap jenis obat-obatan tertentu
  5. Wanita yang baru saja melahirkan
  6. Terinfeksi virus tertentu
Demikianlah informasi mengenai Penyakit Lupus – Dapatkah Menyerang Setiap Orang? Semoga bermanfaat.

sumber:
Penyakit Lupus – Dapatkah Menyerang Setiap Orang?

Wednesday 10 April 2013

Lupus: Dokter Spesialis Apakah Yang Harus Anda Hubungi?

Kriteria Seseorang Yang Terkena Lupus (SLE)


Faktor resiko adalah sesuatu yang dapat meningkatkan kemungkinan diserang suatu penyakit atau kondisi. Meskipun demikian, Anda dapat saja mengidap lupus tanpa faktor resiko. Namun makin banyak faktor resiko yang Anda miliki, makin besar kemungkinan Anda mengidap lupus.

Lupus terutama banyak ditemukan pada wanita usia subur; terutama pada wanita kulit berwarna dibanding yang berkulit putih. Namun faktor resiko utama adalah :
* Gender, 90% penderita lupus adalah wanita
* Usia, lupus terutama menyerang usia remaja sampai usia 30-an.
* Etnik, mereka yang berkulit gelap, penduduk asli Amerika, penduduk Asia, atau kaum Hispanik mempunyai resiko lebih besar terkena lupus dibanding bangsa kulit putih.

Klasifikasi kriteria seseorang kena SLE

Klasifikasi yang diusulkan oleh para dokter ahli ada 11 kriteria, dengan tujuan identifikasi pasien pada penelitian klinis. Seseorang dapat dikatakan menderita SLE jika terdapat 4 atau lebih dari 11 kriteria tersebut, secara berturut-turut atau serentak selama interval pengamatan.
Kriteria :

1. Ruam malar
Eritema (war amerah) tetap, datar, atau meninggi melebihi tonjolan malar, cenderung tidak mengenai lipatan nasolabialys (hidung dan bibir).
2. Ruam diskoid
Bercak eritematosa menonjol dengan skuama keratosis (kondisi pertumbuhan lapisan zat tanduk yang berlebihan) dan sumbatan folikel, parut atrofi dapat muncul pada lesi yang lebih lama.
3. Fotosensitivitas
Ruam yang timbul akibat reaksi yang tidak biasa terhadap cahaya matahri, berdasarkan riwayat pasien atau pengamatan dokter.
4. Ulkus mulut
Ulserasi mulut atau nasofaring, biasanya tidak nyeri, diamati leh dokter. Tukak / luka / borok pada permukaan kulit atau selaput lendir.
5. Arthritis
Arthritis nonerosif yang mengenai dua atau lebih persendian perifer, ditandai dengan nyeri, bengkak, dan efusi (keluarnya cairan dari pembuluh darah atau pembuluh limfe ke dalam jaringan).
6. Serositis
Pleuritis – adanya riwayat nyeri atau gesekan pleura (selaput paru) yang meyankinkan yang didengar oleh dokter atau bukti adanya efusi pleura; atau Perikarditis (radang kandung jantung) – diperhatikan melalui elektrokardiogram atau adanya gesekan atau bukti efusi perikard.
7. Gangguan ginjal
Proteinuria persisten > 0,5 g/dL atau > 3+ bila tidak dengan protein kualitatif; atau Silinder sel – dapat berupa sel darah merah, hemoglobin, granula, tubulus, atau campuran.
8. Gangguan neurologis
Kejang – tanpa adanya gangguan akibat obat atau gangguan metabolik yang diketahui, misalnya uremia, ketoasidosis atau ketidakseimbangan elektrolit; atau psikosis – tanpa adanya gangguan akibat obat atau gangguan metabolik yang diketahui, misalnya uremia, ketoasidosis, atau ketidakseimbangan elektrolit.
9. Gangguan hematologi
Anemia hemolitik – disertai retikulosis; atau Leukopenia – <4,0×10 pangkat 9/L (4000/mm pangkat 3) total pada dua atau lebih pemeriksaan; atau Trombositopenia – <100×10 pangkat 9/L (100×10 pangkat 3/mm pangkat 3).
10. Gangguan imunologi
Antibodi anti-DNA terhadap DNA asal, dalam titer abnormal; atau Anti-Sm – adanya antibodi terhadap antigen nukleus Sm; atau Antibodi antifosfolipid positif berdasarkan pada:
a. kadar antibodi antikardiolipin lgG atau lgM serum yang abnormal
b. uji positif antikoagulan lupus menggunakan uji standar
c. uji serologi sifilis positif keliru yang diketahui positif paling tidak 6 bulan dan dikonfirmasi dengan imunomobilisasi treponema pallidum atau uji absorpsi antibodi treponema fluoresen yang negatif.
11. Antibodi antinuklir
Titer antinuklir abnormal melalui imunofluorensi atau pemeriksaan sebanding pada setiap waktu dan tidak adanya obat yang diketahui berkaitan dengan sindrom lupus yang diinduksi obat. sumber

 Informasi seputar lupus lainnya mengenai:
Lupus: Dokter Spesialis Apakah Yang Harus Anda Hubungi?